Kredibell.com (Mesuji) – Masyarakat Mesuji harus lebih jeli dalam menggunakan hak pilihnya pada Pilkada Serentak 2024 untuk mencegah adanya dinasti politik. Masyarakat semestinya tidak memilih calon pemimpin yang ujungnya hanya dijadikan sebagai boneka oleh kepentingan lain.
Demikian yang disampaikan oleh Zainuddin tokoh Masyarakat Mesuji sekaligus Ketua PSI DPC Mesuji kepada awak media, Jumat (1/11/2024).
“Jika salah pilih, tetap nanti Masyarakat Mesuji juga yang dirugikan. Memilih pemimpin itu jangan yang hanya menjadi boneka, dikendalikan oleh kekuasaan lain atau berada pada bayang-bayang orang lain,” papar Zainuddin mengingat publik.
Sebab menurutnya jabatan seorang Kepala daerah itu sangatlah strategis.
“Dia yang akan mengambil keputusan, pembuat kebijakan di daerah ini, kalau hanya menjadi boneka ya sama saja bohong,” ungkapnya lagi.
Ia mengajak Masyarakat dapat lebih jeli dan meneliti terlebih dahulu rekam jejak calon kepala daerah yang akan dicoblos 27 November 2024 mendatang.
“Kita musti betul-betul teliti rekam jejaknya, jangan terkecoh oleh popularitas, penampilan maupun janji, tapi lihat konsistensi dari seorang calon pemimpin itu. Karena konsistensi dan rekam jejak itu yang memperlihatkan apakah dia layak dipilih atau tidak,” ajaknya menyakinkan Masyarakat.
Bagi Zainuddin, ada 3 kriteria pemimpin daerah yang ideal jadi pilihan rakyat Mesuji.
“Pertama Adalah pemimpin yang amanah, di mana masyarakat pemilih dapat melihat dari rekam jejak bakal calon sebelum menentukan pilihannya. Jika dari rekam jejaknya aja pernah bermasalah. apalagi pernah korupsi tidak menutup kemungkinan hal itu akan dilakukan lagi ketika jadi pemimpin.”
“Yang Kedua, Mesuji membutuhkan pemimpin yang berkualitas dan berani. Karena banyaknya persoalan sosial ekonomi, sosial politik, dan persoalan agraria yang tak kunjung selesai hingga sekarang. Selain persoalan infrastruktur jalan yang jauh dari kata baik.”
“Ketiga yaitu Masyarakat bisa menilai seorang calon pemimpin yang bertanggung jawab tidak dibatasi oleh pemikiran jangka pendek dan harus linier dengan pemerintah pusat. Artinya mereka melihat tantangan sosial, politik, dan lingkungan dalam konteks yang lebih luas. Selain itu kepemimpinan yang baik itu mempunyai kemauan untuk mengambil risiko dan merangkul proses kreatif,” pungkasnya. (GST)