Kredibell.com (Mesuji) — Geger, pelaksanaan Proyek Revitalisasi SD Negeri 13 Way Serdang senilai Rp 3,1 Milyar digotong-royongkan ke para wali murid. Selama dua hari puluhan wali murid bahu membahu membongkar atap dari beberapa gedung sekolah tersebut.
Terkait hal ini Ketua Komite sekolah setempat, Handoko menilai peristiwa itu terjadi karena ada mufakat jahat atau kongkalikong pihak pemerintah desa Hadi Mulyo dan pihak pemborong yaitu CV. Mulia Karya Cemerlang.
“Gotong royong itu adalah Kongkalikong Pemborong dengan Oknum Pemerintah Desa Hadi Mulyo, saya telusuri mereka saling lempar batu sembunyi tangan,” ujar Handoko menyesalkan aksi pembodohan tenaga Masyarakat tersebut, saat dikonfirmasi awak media pada Selasa, 11 Juni 2024.
Menurut Handoko, pengerjaan pembongkaran atap gedung sekolah tersebut pastinya sudah masuk dalam Rancangan Anggaran Belanja (RAB) proyek revitalisasi SD Negeri 13 Wayserdang Tahun anggaran 2024 senilai Rp 3.1 Milyar tersebut.
“Itu pastinya upah atau biaya pembongkaran atap gedung sekolah sudah ada dalam rab proyek revitalisasi SD Negeri 13 Wayserdang senilai Rp 3,1 Milyar tersebut. Jadi ini akal-akalan sejumlah oknum demi meraup keuntungan besar,” ujarnya lagi.
Handoko juga menyoroti aset sekolah berupa material atap dan kayu dari atap yang dibongkar oleh sejumlah wali murid yang diambil oleh oknum perangkat desa Hadi Mulyo.
“Itu aset atap dan kayunya diambil oknum perangkat desa Hadimulyo. Itu juga perlu dipertanyakan,” ungkap dia.
Oleh itu, Ia berharap pihak Dinas Pendidikan Mesuji menindaklanjuti praktik-praktik curang proyek tersebut. “Saya harap pihak Dinas Pendidikan Mesuji tidak tinggal diam dan tutup mata,” harapnya.
Sementara, saat awak media menghubungi oknum RK Desa Hadi Mulyo Handoko mengkordinir gerakan gotong royong sejumlah wali murid tersebut, dirinya malah menuding para dewan guru mengkordinir para wali murid bergotong royong.
“Kami pemerintah desa tidak pernah mengkordinir gerakan gotong royong para wali murid tersebut. Itu sepertinya para dewan guru yang mengkoordinir. Sementara soal aset sekolah berupa atap dan kayu, bukan kami ambil tapi tepatnya kami amankan saja,” ujar oknum RK Desa Hadi Mulyo saat dikonfirmasi, pada Kamis, (13/6/2024).
Selanjutnya, oknum Dewan Guru SDN 13 Wayserdang saat dikonfirmasi awak media soal peristiwa gotong-royong tersebut juga sebaliknya menuding bahwa pemerintah desa Hadi Mulyo yang menggerakkan sejumlah wali murid bergotong royong membongkar atap gedung sekolah tersebut.
“Kami tidak tahu menahu soal gerakan gotong royong itu, itu mungkin pihak pemerintah desa yang menggerakkan para wali murid,” bantah salah seorang dewan guru, yang bernama Duta.
Hingga berita ini diupload, pihak Dinas Pendidikan Mesuji belum berhasil dikonfirmasi. Beberapa hari terakhir, Kepala Bidang Dikdas Dinas Pendidikan Mesuji, Rakhmi Pratiwi beberapa kali ditelpon dan chat oleh awak media, dirinya belum merespon dan membalas chat WhatsApp. (GST)