TULANGAWANG- Nelayan Tradisional di Kampung Kecamatan Dente Teladas Kabupaten Tulangbawang ramai-ramai ,mendukung Program Pendalaman Muara Kuala Teladas yang merupakan program pemprov Lampung.
Pasalnya para Nelayan yakini jika pendalaman muara akan berdampak hasil tangkap Nelayan,khususnya para Nelayan.
Nuryadi,nelayan trasional asal Teladas yang ditemui saat melintas diperairan sungai kuala, mengatakan jika mereka sama sekali tidak ada perbedaan program pendalaman muara.
Sebab, saat kondisi perairan dan Anda sudah mengalami pendangkalan sehingga membuat Nelayan saat melintas di muara ataupun sungai.
Ini dulunya sewaktu masih ada PT.Dipasena Citra Dermaja (DCD) bisa dikatakan perairan internasional, semua kapal-kapal besar masuk untuk mengangkut barang-barang perusahaan ke luar negeri,bahkan jalur sering pendalaman oleh perusahaan supaya kapal laut bisa melewati jalur kuala, “urainya.
Setelah PT.DCD kata Nuryadi tidak lagi beroperasi, mulai mengalami pendangkalan,sehingga memudahkan aktifitas para nelayan.
“Beberapa tahun terakhir,sungai dangkal, tentu saja hasil tangkap juga berkurang,saya harap pendalaman muara tetap dilanjutkan,”pintanya.
Senada dikatakan Jarot,Nelayan Tradisional asal Kuala Teladas, tidak mengeluhkan,dangkalnya muara berakibat merugikan,selain mengurangi hasil tangkapan,setiap melintas perahu acap kali merusak kipas.
“Bahkan kandas,jika dipaksa jalan,kipas perahu patah,sehingga saya sering membantu dengan-kawan nelayan lainnya yang kebetulan melintas untuk menarik perahu,jika tidak ada yang lewat terpaksa menunggu kadang sampai sore,”keluhnya.
Ditempat terpisah Ali Nurdin, nelayan tradisional asal Way Dente,meminta agar pendalaman muara dilanjutkan,lantaran hal tersebut dinilai akan berdampak baik terhadap para nelayan.
“Harus lanjut pak,apalagi ini dulunya atas inisiatif kami nelayan,biar hasil tangkap kami semakin meningkat,kalau sungai dalam pasti ikan-ikan semakin banyak,”ujarnya.
Menurut pria yang sudah puluhan tahun melakoni profesi nelayan sebagai sumber kehidupan, ini membenarkan jika pendalaman muara saat ini karena adanya pro dan kontra.
Namun para nelayan khususnya nelayan tradisional sangat mendukung program kehadiran di Lampung Arinal Djunaidi,meningkatkan penghasilan untuk kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat Nelayan.
“Saya dan kawan-kawan nelayan trasional lainnya sangat mendukung pendalaman muara kuala,karena nantinya berdampak terhadap hasil tangkap kami,”ujarnya.
Untuk dirinya mewakili kawan-kawan nelayan tradisional lainnya meminta agar Pemerintah Provinsi,Daerah,DPRD Provinsi DPRD Kabupaten,dan seluruh pemangku kepentingan agar dapat segera menyelesaikan masalah tersebut.
“Mohon kepada pemerintah,secepatnya difasilitasi agar tidak ada lagi hambatan pendalaman muara,”pintanya.
Ditemui terpisah Advistor PT.Sienar Tri Tunggal Perkasa (STTP) Mery Leiyana Lingga,selaku pelaksana Pendalaman Muara Kuala,pastikan akan melaksanakan pekerjaan sesuai SOP.
Menurutnya Pendalaman yang direncanakan akan dilakukan dengan dimulai dari titik koordinat sepanjang 9 kilometer mengarah ke jalur sungai Tulangbawang
Jadi 9 km bukan arah laut tapi arah kesungai kapal dapat melewati jalur sungai nantinya direncanakan 7 meter, 300 meter jalur kapal, dan kanan bibir kiri atau tepi muara dan sungai dua puluh meter,”urainya.
Dijelaskan Mery,pendalaman muara merupakan program pemprov Lampung sebagai upaya meningkatkan ekonomi masyarakat melalui perairan jalur.
Nantinya setelah dilakukanya pendalaman juga direncanakan akan dibuat DERMAGA sandar sebagai tempat pelabuhan kapal umum dan kapal-kapal besar.
“Pendalaman yang ditargetkan empat tahun,namun kami perusahaan berusaha menyelesaikannya dua tahun,untuk sementara pekerjaan kami berhenti menjaga agar suasana kondusif,”akunya.
mengajak seluruh masyarakat dan pemangku kepentingan untuk mendukung berbagai program prioritas pembangunan, khususnya pendalaman muara kuala.
“Kenapa harus ribut, pengalaman ini bertujuan meningkatkan penghasilan nelayan kita, jadi wajib di dukung, kami terbuka menerima kritikan saran dan masukan, dari siapa pun untuk kebaikan dan kemajuan bersama,” tukasnya.
Pro Kontra pendalaman muara teladas Kabupaten Tulangbawang,menjadi isyu yang harus diselesaikan oleh Pemerintah,baik provinsi maupun kabupaten.
Sebab jika dibiarkan berlarut-larut dikhawatirkan akan memicu terjadinya konflik, yang berdampak terhambatnya berbagai program pembangunan.
Hasil tangkap Nelayan Tradisional dengan menggunakan peralatan seadanya, tentu tidak akan sebanding dengan hasil tangkapan Nelayan Modern menggunakan jaring besar Trall,
Bisa jadi secara tidak langsung terjadinya kecemburuaan sosial,antara nelayan tradisional dengan nelayan modern,sehingga berimbas terjadinya kematian pendalaman muara.
Artinya ini juga menjadi PR yang harus diselesaikan oleh seluruh pemangku kepentingan, secara bijak dan adil
bagaimapun juga nelayan tradisional maupun nelayan modern adalah masyarakat yang mengantungkan kehidupan dari hasil LAUT dan sungai,dalam arti para nelayan ingin kesejahtraan mereka lebih diperhatikan.
Alam serta kandungan isinya adalah ciptaan ciptaan,menjadi kewajiban bersama untuk terus dan terus dikelola dan dijaga dengan baik,sehingga menjadi sumber kehidupan.(andika).